Kisah PKM ku, Hidup ini tidak ada siaran ulang!!
Meskipun dengan jiwa yang bergetar awalnya, Akhirnya dapat ku katakan juga semua tentang kisah PKM ku selama ini. Berawal ketika Kisah bahagia saat-saat diterima, fyuhh ber… Perjalanan ke pasar GEDE mencari mences dan statif lampu dan lain. Waktu itu yang harus berakhir di depan Lembaga Kemasyarakat SOLO, Sampai-sampai pingin segera pulang karena ada pangilan Alam 😉 jangan under estimed, Beli Busur kayu yang besar maksudnya. Kisah pun berlanjut hari demi hari dan kulalui meski sendiri, Sering keluar statement ” Terasa berat dan melelahkan hidup ini kulalui sendiri ? 😉 halah…tapi malah jadi ingat sebuah kata bijak ” Hidup ini tidak ada siaran ulang!! Dan Kesuksesan itu harus dibayar dengan itu semua” Ditambah lagi ” Seorang Pedjoeang tidak akan pernah berhenti, sebelum menginjakkan kakinya di Surga“. Jadi Cemangat lagi dech..
Kisahpun berlanjut ketika harus ke pasar kliwon mencari para pembuat kerajinan dari aluminium, bapaknya sanggup eh giliran dah mau diambil bapaknya ngebalikin desainya.. gaksanggup katanya.. dubrAK.. hancur hatiku berkeping-keping. Setelah hancur beberapa saat akhirnya aku sadar kembali dengan membaca surat yang bunyinya ” Hari Selasa 24 Maret 2009 akan di adakan pemantauan PKM internal UNS mohon disiapkan presentasi, laporan kemajuan, dll” merinding bulu romaku..malah nyanyi.. bayangkan.. belum dapat desain parabolanya. Perdjoanganpun di mulai keliling-keliling kota solo lagi, Akhir sampailah pada suatu tempat yang bernama Kabangan.
Kabangan ya..kabangan seolah tak pernah lepas dari ingatanku, toko-toko yang berjajar dengan dandang, wajan, dan barang-barang lain sejenis berjajar rapi seolah siap menyapaku dengan ramah. Ku mantapkan hatiku untuk manghampiri salah satu toko tersebut, setelah bincang-bincang aku diajak ke tukang yang buat langsung, buat parabola maksudnya.. dia pun bilang tidak sanggup lagi. Hampir putus asa diri ini dibuatnya.. teori dikampusku apa hanya akan berakhir di tukang besi bekas, sungguh tragis?? Tapi alhamdulilah setelah menyusuri dari pintu ke pintu, ada seorang bapak yang sanggup membuat mungkin kasihan dengan wajah melasku, ato terpesona entahlah..atau karena didorong dengan kebutuhanya untuk survive.. 🙂 Kisah berlanjut..ditemani dengan lantunan bunyi palu yang bertalu-talu, seolah bunyi tambur mainan anak peri dunia yang gaib. Menggambarkan begitu kerasnya hidup ini, teringat dulu ketika harus menjadi pemanggul barang dagangan ke truk untuk sekedar mencari uang saku ke SMP dan SMA.. kok jadi melo… ya?
Kembali kepembahasan awal, Bertempat di Student Center para mahasiswa yang lolos PKM Dikti 2008 yang didanai 2009 di monitoring dan di evaluasi oleh Tim UPKPM. Tentunya salah satu diantara aku, salah dua ding..lolos dua meskipun membantu sedikit. Alhamdulilah lancar dengan beberapa masukan yang menginspirasi, dan semakin mambuat hati ini rindu untuk menyonsong Monev DIKTI dan PIMNAS yang akan datang.
Ya PIMNAS…Malang, UNIBRAW.. jadi ingat ketika jalan-jalan di sana di suatu pagi ketika ikut TMFI 2007 di UIN MALANG. Jatim Park.. dll kangen apelnya malang… semoga impian ini kan jadi nyata..