Registrasi = antrian panjang, kok bisa begitu?
Masa ujian belum selesai juga sampai hari ini, tapi kok sudah registrasi? ya kenapa ya?. Masa ujian dah masuk masa registrasi secara tidak langsung itu menggantu proses ujian mahasiswa, meskipun itu bukan faktor yang utama. Registrasi berarti identik dengan antrian panjang, kenapa bisa begitu? kenapa bisa begitu? siapa yang seharus merubah? banyak pertanyaan yang ada di sana tentunya. Banyak faktor yang terlibat di dalamnya , ada mahasiswa, ada pihak bank, ada pula dari UNS sendiri.
Secara sistem sebenarnya sudah bagus dengang ada pembayaran via ATM, ataupun auto debet (jana belum ya?). Masalahnya kini ada kepada siapa sistem tersebut di terapkan? Mahasiswa UNS begituloh !!! ya maaf dengan kultur yang belum membumi dengan istilah auto debet dan atapun ATM. Dan yang lebih pentnig dari itu adalah bagai mana proses pengawalan UNS terhadap sitem yang sudah baik tersebut. Mahasiswa bisa jadi selama ini kurang mengetahui keuntungan-kentungan yang di dapatkan dengan sistem yang yang dirteapkan tersebut. Hal itu berimbas kepada mahasiswa yang hanya birpikir pragmatis [registrasi, mbayar, trus udah].
Kuncinya adalah “sosialisasi” bagaimana sistem yang tlah dirancang tersebut di sosialisakan kapada mahasiswa sebagai objek dari hal ini. Mau tidak mau hal itu harus dilakukan sebagai suatu trasmormasi budaya. Menuju sesuatu yang ideal dengan sistem yang bagus dan dengan dukungan objek pelaksanaan sistem tersebut. Karena sebagus apapun sistem yang dibentuk, kalo tidak ada dukungan dari objek tentunya hanya akan menjadi sesuatu yang sia-sia saja.