Soedirman, tentang semangat, kerja keras dan keikhlasan

Kampong halaman tetnyata takkan pernah terlupakan, dimanapun berada akan selalu kukenangan  😉 . Kembali ke tanah dimana waktu kecil dibesarkan memberikan sebuah semangat baru pada diri ini. Di daerah Pakis Baru, Nawangan, Pacitan-lah waktu kecil aku dibesarkan. Daerah yang kini terkenal dengang Situs Sejarahnya Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman (Ejaan Soewandi: Sudirman) yang begitu fenomal itu.

Tak luput akupun pergi kesana mencoba mengenang perjuangku dan perjuang jendral Soedirman. OK cerita tentang Pak Sudirman Duloe ya? bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai pahlawanya.. 🙂

Pak Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 – meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun adalah seorang pahlawan Indonesia yang berjuang pada masa upaya kemerdekaan Republik Indonesia. Sudirman dibesarkan dalam lingkungan keluarga sederhana. Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah pekerja Pabrik Gula Kalibagor, dan ibunya, Siyem, keturunan Wedana Rembang. Sudirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, asisten wedana Rembang, yang masih merupakan saudara dari Siyem.

Sudirman mengenyam pendidikan dasar di sekolah HIS di Cilacap pada 1923-1931, dilanjutkan ke sekolah MULO Taman Dewasa (hanya 1 tahun), dan pindah ke Perguruan Parama Wiworotomo (selesai 1935). Kemudian Sudirman melanjutkan ke sekolah HIK di Solo, meski tidak tamat.

Semasa sekolah, Sudirman muda aktif dalam kegiatan kepanduan. Pertama ia bergabung dengan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), kemudian menjadi anggota Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Muhammadiyah.

Begitu gigih perjuanngan pak Sudirman memperjuang kemerdekaan RI tergambar jelas dalam relief perjuangan yang terpampang di sekeliling monument yang pernah diresmikan presiden SBY Desember 2008 itu. Berkeliling di sana benar-benar memberikan kenangan akan perjuangan semasa kecilku dulu

Saudaraku Semoga kita bisa belajar dari beliau tentang semangat, kerja keras dan keikhlasan,.. hingga kita bisa menjadi pahlawan setidaknya bagi diri kita sendiri 🙂