“parabola” dalam perspektif, pencarian dan perenunganku
Cahaya..Pertama kali kulihat dirimu datang tegak lurus, hingga akhirnya terpantul ke fokus..Tapi kenapa ketika kau berubah arah aku semakin tak mengerti….Hingga kini aku masih mencari [rudi susanto, dalam perenunganya] 😉
Lima bulan sudah aku bergelut dengan sebuah pencarian, yang bisa jadi maknanya dalam 🙂 . Mencari sebuah NA (Numerical Arperture), mencari Reflection of Nonparallel Rays dan apalah sebangsanya. Semakin kusadari sebuah hasil itu adalah proses, proses yang terjadi sedikit demi sekidit hingga kita mampu melampui sesuatu yang bisa jadi kita dulu gak pernah sadar bila kita mampu melalui titik ataupun kondisi ini.
Hingga akhirnya ketika pencarian itu terus berjalan, tik..tik..tik..waktu berdetik tentunya kita akan semakin sadar bahwa kita adalah sebuah materi tersusun dari materi (meskipun aku juga belum tahu materi “anti Rudi Susanto” itu seperti apa?) akan semakin tahu bahwa kita adalah sebuah bagian yang kecil pada sebuah sistem hololistik dunia kosmos ini. Dalam kata lain tentunya “kita akan semakin merasa tidak tahu ketika kita semakin tahu“. Anehnya ya? mungkin itulah yang diajarkan bapak ibu guru ketika SD dulu jadilah seperti padi, semakin menguning akan semakin menunduk. bagaimana denganku, denganmu, dengan kita saudaraku.. aku rindu masa-masa ketika itu (ciee …) 😉
Kembali pada sebuah kata “parabola” siapa yang gak pernah dengan kata itu. Orang desa juga tahu “parabola yang untuk antena TV itu mas?”, anak IT juga tahu “parabola yang dugunakan untuk antena wireless itu to?”, apa lagi anak matematika pasti akan menjawab bukanya “parabola itu adalah bukannya salah satu irisan kerucut yang mempunyai jarak persamaan sama titik tertentu dan garis yang tetap” berrr teoritis banget SOP!! 😀
waduh multi taksirlah tergantung tingkat pendidikan, pengalaman, dan juga keseharian. tapi bagiku parabola adalah
“Cahaya..Pertama kali kulihat dirimu datang tegak lurus, hingga akhirnya terpantul ke fokus..
Tapi kenapa ketika kau berubah arah aku semakin tak mengerti….
Hingga kini aku masih mencari !!! 🙂” *puitis ki namanya 😉
cahaya yang datang ke parabola bagaimana bisa ku terka mana yang paling efektif.. mungkin juga sepertimu saudaraku, datangmu tak pernah bisa kuprediksi, karena kau bukan sebuah probabilitas, tapi kau adalah sebuah geometri fisis yang mencoba ku selami keunikamu selama ini..
kisah ini kutulis diantara kepenatan pencarianku dengan browser mozila dan searh engine google, tentang sebuah bahasa fisika yaitu rumus matematisnya. Kucurahkan dengan hati hingga aku ingin kau juga mengerti saudaraku.. bahwa tak cukup hanya satu jam saja ku telah bisa cintai kamu, kamu, kamu dihatiku namun bagiku buth waktu yang lama mencarimu 😀 *gak nyambung ya bahasanya, maaf laper*