Postingan 99 : wah, dik rudi sedang jatuh hati…hati-hati lho dik!

Malam ini begitu larut, bukan malam tepatnya tapi pagi (01:54) sungguh malam yang indah untuk bermunajat mengapai cintaNya. Malam ini diatara kebimbangan, kegelisahan dan bisa jadi ketidak kapabilitas-an, akhirnya aku ikut “berbicara tentang cinta“.

wah, dik rudi sedang jatuh hati…hati-hati lho dik! (ust. Wiranto dalam sebuah nasihatnya) menanggapi status fbku “Memang benar apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati

Aku sedang jatuh hati benarkah? Terbius oleh pesona siapa? jadi inget kata mas romi “Janganlah kalian mengejar cinta. Jadilah legenda yang penuh dengan prestasi dan manfaat untuk orang lain, maka cinta akan silih berganti mengejar kalian. Dan ketika masa itu datang, pilihlah takdir cintamu, kelola cintamu, atur kadarnya, arahkan posisinya, dan kontrol kekuatan cinta sesuai dengan tempatnya

Dalam dunia yang katanya (Akh Insan) “kesempurnaan telah tereguk habis oleh manusia-manusia pilihan. Kesempurnaan pertaubatan telah diberikan habis untuk nabi Adam. Kesempurnaan kesabaran telah diberikan habis untuk Hawa. Kesempurnaan kecantikan telah diberikan habis untuk Sarah (istri nabi Ibrahim). Kesempurnaan ketampanan telah diberikan habis untuk nabi Yusuf. Kesempurnaan akhlaq telah diberikan habis untuk nabi Muhammad. Kesempurnaan iman telah diberikan habis untuk nabi Ibrahim. Kesempurnaan pengabdian dan cinta telah diberikan habis untuk Khadijah. Kesempurnaan kekayaan telah diberikan habis untuk nabi Sulaiman.” Dan yang tersisa untuk kita adalah pesona yang tidak pernah bisa sempurna.. 😀

Dalam kepingan ketidak sempurnaan pesona itu, Aku sedang jatuh hati? benarkah? 😉 Agak belum aku masih harus banyak belajar untuk berkomitment, belajar untuk tidak menduakan, belajar memaknai “Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah, 2:165) meski kuakui Aku agaknya tidak fasih bicara ini, hingga lebih pada katanya bukan kataku. Belum banyak makan asam garam cinta hingga mendiskripsikan menjadi begitu berat. Meskipun sering mendengar, bahkan sekarang mulai bicara tapi entah kenapa aku belum bisa menjalani, belum bisa memaknai dengan tulus meskipun sadar cinta Hakiki itu padaNya.

hati-hati lho dik! Sebuah pesan yang sarat makna bagaimana kita bisa membawa hati ini (baca :cinta ) lebih hati-hati. Membawa cinta menjadi seseorang pedjoengan hingga mati memendam rindu (di dramatisir biar lebih keren). Cinta yang bisa menjadikan pemiliknya raja bukan budak, cinta yang menjadikan pemiliknya terhormat bukan hina. Semoga diberi kemudahan manjaga hati di ujung dunia ini. Saatnya mencari kekuatan dengan CintaNya di fajar ini (02:45)