malam minggu: akankah engkau disana memandang bulan yang sama?
Tak ada yang baru di bawah matahari yang terbit, yang berbeda hanyalah tindakan kita saudaraku. Perbedaanya hanyalah pada  semangat kita diawal hari, sehingga dari langkah-lankah kecil kebaikan kita, sorenya kita akan tersenyum penuh bangga. Karena kerja itu membebaskan 😉 .
Ketika kita melihat rotasi bumi yang berdampak pada pergantian siang dan malam, menimbulkan  gerak semu harian matahari. Rutinitas ilmiah ini agaknya hanya berlalu begitu saja. Ketika kita sadar dan terbangun seringkali kita sudah berada pada titik-titik akhir. Dan saat itu bisa jadi kita akan bertanya “apa yang membuat kita berbeda dengan satu jam yang lalu atau setahun yang lalu?“. Bisa jadi kita tidak bisa menjawabnya, karena memang tidak ada yang berbeda pada diri kita dari. “aku masih seperti yang dulu, memunggumu hingga batas waktu”, kayak lagu aja 😀 tapi diakui atau tidak itulah kebanyakan dari kita. Saudaraku semoga kita bukan bagian dari yang diatas…
Bertitik tolak dari kondisi itu, aku ingin menulis “apakah malam ini kau disana juga memandang bulan yang sama?“[puskom uns, malam minggu, 01:06]. Malam ini purnama, laut pasti pasang naik dengan bebadar ombak keagungNya. Saudaraku aku belajar untuk menyadari begitu berharganya waktu, detik-detikya harus diatur biar tidak terlewatkan. Semua agenda coba dipetakan, meski aku sadar bayak bagian yang terlupa..
Pada sudut yang tak pernah ada hentinya berputar ini, aku ingin mengarungi semuanya dengan senyum saudaraku. Juni bulan ini bisa jadi adalah bulan dengan lautan kesibukan:seminar hasil, monev pkm, magang di industri, pembangunan cafe, pemetaan sekolah di solo, pendadaran. Orang bijak bilang ketika kita mau kekuatan, maka kita harus di uji sehingga kita menjadi kuat. Semoga ujian itu menjadikan cara pandang yang komprehensif dalam segala hal manajement,kepemiminan, skill, ibadah, negosiasi, vocal dan semuanya.
Dan kita juga akan tetap memandang bulan yang sama, karena bulan itu tetap, seperti matahari yang terbit esok hari;)