Delima hati : Saudaraku mengapa engkau begitu berbeda?
Pagi ini (3/4) 05:00 blogwalking menyusuri pintu-pintu rumah suadara-saudaraku, meski hanya lewat dunia yang kadang disebut fana ini, eh dunia maya maksudnya. Tak sempatkan mengkaji, menyelami, mencoba mengerti arti tulisanmu. Waduh berat, judulnya Everyday I LOVE U tambah lagi Jadi Ummahat Tangguh…dan juga You Are My Dream jadi keingat lagunya gondes “delima hati”
Entahlah semua sudah begitu berbeda, tak seperti yang dulu lagi nafas-nafas perdjeoangan dan pergerakan sebagai mahasiswa tlah berganti nafas-nafas Jihad menbangun cerita indah katanya. Tak terasa perubahan itu begitu cepat, belum genap setahun rasanya kita berpisah dari arena ide-ide kegiatan, emosi kadang, dala suatu medan perdjeoangan yang disebut dengan Aktifis dulu.
Aku kehabisan kata dan tak sangguh sanggup bicara, yang ada hanya Tanya 😉 ya gimana ya?
Masi hari ini (3/4) 07:43 malam, setelah kulalui siang, ku arungi samodra perdjeoangan kudaki gunung harapan dan kutaklukkan semua senyum keangkuhan….behhh rasanya aku sudah jadi pedjoeang!!! Aku tak lagi kehabisan kata karena tlah kususun semua angan ku biar menjadi makna. Karena hidup bukan untuk berfikir kemudian berfikir tapi hidup adalah berfikir kemudian bertidak. Jadi hidup adalah perbuatan… kok jadi gini?
Kembali pada hal ikhwal tetang kenapa tulisan ini ada? berat kayaknya jadinya melalui analisis yang panjang, perjalan seharian yang tak kenal lelah hingga bisa aku katakan semua ini 😉 yang jelas kayak sebuah rindu (kayak apa ya? berlagak tahu aja!! menurut pengamatan dan sedikit sekali pengalaman) semakin lama akan semakin terasa berat, hingga lahirlah tulisan-tulisan dengan bahasa hati.
kupeluk ia dengan sepenuh-penuh rindu, namun terobatikah rinduku setelah itu? kukecup bibirnya demi melepaskan tututan gejolah hati namun ia justru menjadi-jadi. Sepertinya kegelisahan jiwa tak bias terobati kecuali ketika dua nyawa ini bertemu (dalam ikatan suci). Ibnu Ar-Rumi halaman 141 buku “di jalan dakwah aku menikah” “KOK kayaknya menikah itu indah penuh bunga-bunga harapan memulai hidup dengan orang yang akan kita cintai sepenuh hati…” kok jadi puitis gue sekarang, malah ikut-ikutan nulis..
Dari sedikit referensi tersebut sudahlah jelas, bahwa fakta mengatakan “tulisan itu membuat jujur” tentang perjalan-perjalan puzzle kehidupan. Bukan untuk diperdebatkan, hanya saja kenapa engkau begitu berbeda? lanjut kelirik GIE, kita begitu berbeda dalam semua, kecuali…………….. 😀