Jalan Fisika adalah Jalan Tuhan
Memilih jalan Fisika bias jadi itu sebuah pilihan berat, mengikuti jalan panjang yang harus berhadapan dengan kuantum, listrik magnet dll. Sebuah jalan yang kering, tandus dan dan tak banyak temannya kecuali orang-orang yang tegar. Mengikuti jalan para legenda (Einstein, Edison, dll) memang berat, butuh usaha (W). Hal itu masih ditambah dengan fenomena negeri ini prakmatis dalam segala sisi termasuk industri. Industri di indonesia lebih pada alih teknologi, bukan seperti pada negara-negara yang sekarang maju yang mengedepankan penelitian.
Tapi ada sisi lain dari jalan Fisika yang notabene adalah ilmu tentang alam. Setiap sisi ilmunya adalah jalan menuju Tuhan, Einstein pun berstatement “ilmu tanpa agama itu buta, agama tampa ilmu itu lumpuh”. Setiap nostalgia penjabaran rumus adalah perjalan hidup menuju pemahaman yang semakin mendekatkan pada pemilik alam.
Marilah kita tengok sebuah hukum dalam fisika yaitu hukum newton III. Kita ketahui bunyinya adalah gaya(aksi) yang dikerjakan pada sesuatu akan mendapat gaya(reaksi) yang sama dengan arah yang berlawanan biar lebih ringkas dituliskan Faksi = -Freaksi. Dari satu hal ini, kita tahu bahwa setiap gaya, aksi, ato apalah yang kita berikan, kita kerjakan akan mendapatkan balasan yang sebanding dengan itu pula. Jadi jelas kalo mau “mamah yo obah”, mungkin itu istilah jawanya “kalau mau makan ya kerja”.
Dalam Al quran pun juga disebutkan seperti ini “Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.(Q.S: Ta Ha: 15)”. Dalam Hadist Arbain yang pertama kita ketahui “segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesui dengan niatnya”. Jadi apalagi yang kurang di jalan fisika?